Sikap Mengakui Kesalahan Pada Diri Sendiri

Manusia merupakan makhluk yang hidup bersosial, setiap orang pasti hidup membutuhkan bantuan dari orang lain yang hidup disekitar lingkungan nya. Hidup bersosial merupakan hidup yang saling membantu satu sama lain, jika ada kesusahan atau kesulitan maka orang disekitar kita akan membantu dan menolong kita. Setiap orang pasti memiliki masalah sendiri-sendiri, mulai dari masalah pribadi, masalah keuangan, masalah pekerjaan dan masih banyak lagi.

Pada tugas softskill ini saya akan menceritakan pengalaman pribadi tentang “sikap mengakui kesalahan pada diri sendiri”. Kesalahan dimulai dari kelalaian dalam mengerjakan sesuatu mulai dari menunda pekerjaan, tidak teliti dalam mengerjakan nya dan yang lebih parah adalah tidak mengerjakan pekerjaan karena suatu faktor. Dalam pengalaman pribadi saya ini saya memiliki beberapa kesalahan yang akan saya ceritakan atau akan saya sharing pada tugas ini.

Ketika saya duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) saya bersama teman-teman sedang bermain bola di lapangan sekolah pada waktu jam istirahat. Pada waktu bermain kita semua bermain dengan serius dan mengeluarkan banyak keringat karena pada hari itu kebetulan cuaca nya sangat panas. Jam istirahat sudah berbunyi yang menandakan waktu istirahat telah usai, ketika saya dan teman-teman akan memasuki kelas sudah ada wali kelas saya yang bernam bu Resmi. Sedikit tentang wali kelas saya di SD ini, bu Resmi adalah guru yang paling tegas dan disiplin di SD saya ini jika ada yang terlambat lebih dari lima menit maka para siswa dihukum berdiri di depan kelas dan mengerjakan tugas tambahan untuk menebus kesalahan yang kita lakukan.

Ketika saya masuk bu Resmi sudah ada dan saya bersama teman-teman dihukum karena masuk kelas lebih dari lima menit. Saya dan teman-teman telat karena sebelum masuk kelas kita semua pergi ke kantin untuk membeli minuman dan ada beberapa teman yang makan. Saya ingat ada teman yang makan somay, bubur dan mie sakura (mie kocok), kalau saya hanya membeli minuman karena merasa sangat haus saja. Setelah sudah selesai membeli makanan dan minuman, kita semua sadar bahwa kita pasti akan dihukum karena sudah telat masuk lebih dari lima menit.

Di dalam kelas kita dihukum disuruh berdiri de depan dan sambil mendengerkan bu Resmi menjelaskan pelajaran matematika. Kebetulan di hari itu bertepatan dengan diadakan ulangan matemtika dan yang telat tidak diperbolehkan mengikuti ulangan atau bisa dibilang nilai ulangan saya dan teman-teman adalah NOL. Kemudian saya bersama teman-teman meminta izin untuk mengikuti ulangan dan meminta maaf karena telah salah dan melanggar peraturan, tetapi hasilnya sama saja. Kita semua tidak boleh mengikuti ulangan matematika tersebut.

Tiga puluh menit berlalu maka waktu ulangan matematika sudah selesai dan siswa yang mengikuti ulangan dipersilahkan ke luar kelas untuk beristirahat pikirannya karena sudah dikuras untuk berpikir dengan keras untuk mengerjakan soal. Pada ulangan tersebut karena bu Resmi sedang marah karena ulah saya dan teman-teman, soal ulangan yang diberikan ternyata sangat sulit dan ada beberapa soal yang belum dijelaskan tetapi masuk ke dalam ulangan. Maka sangat wajar jika teman-teman di kelas sangat kesulitan untuk mengerjakan soal.

Semua teman-teman saya yang mengikuti ulangan sudah ke luar kelas semua, yang berada di kelas hanya saya dan teman-teman yang bermain bola, di ruangan kelas hanya ada sepuluh orang termasuk saya dan bu Resmi sendiri. Di dalam kelas saya dan teman-teman di nasehatin dan diberikan arahan dengan nada yang agak tinggi karena saya dan teman-teman sudah duduk di kelas enam maka kita harus belajar dengan sungguh-sungguh dan serius untuk mendapatkan nilai general test yang sempurna. Kemudian saya berpikir sejenak dan mencerna semua nasehat yang diberikan bu Resmi, saya berpikir semua perkataan bu Resmi benar dan jika saya tidak mendengarkan nasehat nya saya akan rugi dan melakukan kesalahan yang sama.

Setelah memberikan nasehat saya bersama teman-teman mengambil buku tulis dan menuliskan kalimat “Saya Berjanji Tidak Terlambat Masuk Kelas” sebanyak seratus kali dalam waktu lima belas menit, saya sempat kaget karena diberikan hukuman yang seperti itu. Lima belas menit berlalu maka hukuman yang diberikan sudah kami kerjakan walaupun tangan kami semua capek karena menulis sebanyak itu dalam waktu lima belas menit. Setelah selesai mengerjakan hukuman saya bersama teman-teman diberikan kesempatan untuk mengikuti ulangan matematika dengan syarat besok membawa surat keterangan dari orang tua karena kami semua telat masuk kelas dan orang tua kami semua yang harus membuat surat tersebut.

Keesokan hari nya saya bersama teman-teman membawa surat dari orang tua dan mengikuti ulangan matematika, dan pada waktu pembagian rapot semester nilai pelajaran matematika saya tidak merah melainkan mendapatkan nilai yang memuaskan.

Sikap yang dapat saya ambil dalam pengalaman diatas adalah jangan melakukan kesalahan yang sama karena sangat merugikan diri sendiri dan apapun kesalahan yang kita lakukan memiliki konsekuesi yang harus kita hadapi. Tetapi dalam pengalaman pribadi saya ini, saya diberikan kesempatan untuk tidak mengulangi kesalahan dan memperbaiki nya. Pada akhirnya saya bisa menyelesaikan masalah tersebut.

 

Leave a comment